Perbedaanbudaya, suku, ras dan hal-hal lainnya seakan tidak lagi mempengaruhi kondisi penduduk Indonesia karena kita sama-sama warga negara Indonesia. Kita bisa merasakan rasa toleransi yang tinggi di antara masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar. Manfaat keberagaman sebagai pendorong toleransi antar masyarkat. Menarik Wisatawan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Organisasi kemahasiswaan merupakan wahana penting dalam membentuk kepribadian dan pola pikir mahasiswa. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan peningkatan perhatian terhadap isu radikalisme yang muncul di kalangan mahasiswa. Radikalisme dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk ekstremisme politik, radikalisme agama, atau ekstremisme ideologis. Oleh karena itu, saat ini adalah saat yang tepat bagi organisasi kemahasiswaan untuk melangkah maju dan memainkan peran aktif dalam melawan radikalisme serta mempromosikan nilai-nilai yang positif, seperti keberagaman, toleransi, dan dialog yang dipahami bahwa radikalisme pada mahasiswa mengacu pada adopsi atau dukungan ideologi atau tindakan yang ekstrem dalam konteks lingkungan kampus. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan mahasiswa yang terlibat dalam gerakan atau tindakan radikal atau ekstrem dalam politik, agama, atau ideologi tertentu. Radikalisme pada mahasiswa dapat menjadi masalah apabila terjadi tindakan kekerasan, intoleransi, atau ancaman terhadap keamanan dan stabilitas sosial. Salah satu faktor yang berkontribusi pada munculnya radikalisme pada mahasiswa yaitu ketidakpuasan politik, faktor ideologis, ketidakpuasan sosial dan ekonomi, serta pendidikan yang adalah generasi masa depan yang akan membentuk arah dan wajah bangsa. Oleh karena itu, organisasi kemahasiswaan memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan bermartabat bagi semua anggotanya, tanpa memandang latar belakang sosial, etnis, agama, atau keyakinan politik mereka. Seperti yang kita tau bahwa saat ini para mahasiswa sangat responsive terhadap permasalahan-permasalahan politik yang sedang terjadi saat ini. Antiradikalisme harus menjadi pilar utama dalam kehidupan kampus, yang dihayati oleh semua anggota organisasi kemahasiswaan. Pentingnya antiradikalisme dalam organisasi kemahasiswaan tidak dapat diabaikan. Pertama, antiradikalisme dapat membantu membangun kebanggaan mahasiswa terhadap institusi mereka. Mahasiswa yang merasa aman dan nyaman di lingkungan kampus yang aman dan harmonis akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan akademik dan kegiatan sosial. Dalam lingkungan yang positif, mereka akan merasa didengar, dihargai, dan mampu berkembang secara penuh sebagai individu yang berkontribusi dalam memajukan negara Indonesia. Kedua, antiradikalisme dalam organisasi kemahasiswaan akan melindungi kebhinekaan dan kebebasan berpendapat. Mahasiswa dari berbagai latar belakang dan keyakinan akan merasa diterima dan dihargai, sementara ide-ide dan perspektif yang berbeda dapat didiskusikan secara terbuka tanpa rasa takut atau ancaman. Dalam suasana yang mendukung kebebasan berpendapat, mahasiswa akan lebih berani menyuarakan ide-ide mereka, mempertanyakan norma, dan mendorong perubahan yang membaik. Ketiga, antiradikalisme dalam organisasi kemahasiswaan akan memperkuat kualitas pendidikan. Dengan menghindari radikalisme dan ekstremisme, energi mahasiswa dapat terarah pada kegiatan yang produktif dan konstruktif, seperti pengembangan keterampilan, riset, dan pelayanan masyarakat. Mahasiswa akan lebih mampu mengembangkan potensi akademik mereka dengan baik, menjalin hubungan sosial yang sehat, dan mengasah kemampuan kepemimpinan yang akan berguna dalam kehidupan profesional mereka di masa depan. Berikut merupakan langkah-langkah praktis perlu diambil untuk mewujudkan antiradikalisme dalam organisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang radikalisme dan bahayanya. Misalnya seperti mengadakan Seminar, diskusi, atau lokakarya yang melibatkan pakar, aktivis, dan akademisi dapat membantu memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang akar penyebab radikalisme, metode rekrutmen, serta cara-cara kemahasiswaan harus mendorong dialog yang sehat dan membuka ruang bagi semua suara yang berbeda. Diskusi yang terbuka, saling mendengarkan, dan menghargai perbedaan akan membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik dan mendorong toleransi di antara anggota organisasi. Pembentukan forum atau kelompok diskusi yang berfokus pada isu-isu sensitif juga dapat menjadi wadah untuk memperdalam pemahaman dan memecahkan konflik yang mungkin muncul. Hal ini juga melatih mahasiswa untuk berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang tengah terjadi pada lingkungan masyarakat. Mahasiswa yang akif dan kritis akan mampu membawa perubahan dan memberi solusi bagi permasalahan yang terjadi di dalam antarorganisasi dan kegiatan lintas budaya perlu didorong. Melalui kerjasama dalam proyek-proyek yang melibatkan anggota dari berbagai organisasi kemahasiswaan, mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk memahami dan menghargai keberagaman, serta membangun hubungan yang kuat dan saling mendukung. Acara-acara yang mempromosikan keberagaman budaya, seperti festival budaya atau pertukaran pelajar, juga dapat membantu memperluas wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang dunia di luar ruang dan pengurus organisasi kemahasiswaan harus menjadi teladan dalam menerapkan antiradikalisme. Mereka perlu menunjukkan sikap yang inklusif, adil, dan mampu mendengarkan pandangan-pandangan yang berbeda. Membangun hubungan yang harmonis dan memberikan teladan kepemimpinan yang positif akan membawa dampak yang besar pada anggota organisasi dan memberikan perubahan yang positif di lingkungan kampus. Dalam mengusung gerakan antiradikalisme, Namun tentunya penting untuk diingat bahwa hal ini tidak boleh dijadikan alasan untuk membatasi kebebasan berpendapat atau memadamkan semangat kritis mahasiswa. Kebebasan akademik adalah hak yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan kampus. Namun, kebebasan tersebut juga harus diimbangi dengan tanggung jawab dalam menghormati hak-hak orang lain dan menghindari penyebaran kebencian, diskriminasi, atau disimpulkan, antiradikalisme dalam organisasi kemahasiswaan memiliki peran yang penting dalam membentuk kepribadian, nilai, dan sikap mahasiswa. Dengan menguatkan harmoni, toleransi, dan dialog yang sehat, organisasi kemahasiswaan dapat menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. Melalui pemahaman, kesadaran, dan langkah-langkah konkret, kita dapat menciptakan lingkungan kampus yang inklusif, damai, dan penuh keberagaman, di mana mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pemimpin masa depan yang bertanggung jawab dan mampu menjembatani perbedaan untuk mencapai kebaikan bersama. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
14 Keberagaman harus membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki toleransi dan sikap saling menghargai. Oleh karena itu, diperlukan adanya komitmen a. persatuan bangsa dalam keberagaman b. membangun daerahnya masing-masing c. mensejahterakan rakyat di daerah tertinggal d. memajukan daerahnya dalam bingkai persatuanManusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi antara sesama manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri. Maka dari itu dibutuhkan sikap toleransi sesama manusia untuk membuat hidup bangsa Indonesia menjadi tentram, aman dan damai. Toleransi sendiri adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan antara manusia. Sikap manusia yang menilai dirinya lebih tinggi, benar dan baik cenderung tidak memiliki jiwa toleransi. Sikap Primordial yang menganggap buadaya lebih baik dari yang lainnya menjadi sumber untuk terjadinya perselisihan. Masyarakat di Indonesia sangat beragam karena memiliki banyak suku, ras, agama, kepercayaan, bahasa daerah, budaya dan adat istiadat yang berbeda di daerahnya masing-masing. Keberagaman ini yang membuat Indonesia menjadi unik dihadapan dunia. Di era Reformasi ini sering terjadi berbagai masalah. Salah satunya masalah yang terjadi adalah sering terjadi selisih pendapat dan pemahaman sesama manusia yang nantinya akan berdampak panjang bagi generasi selanjutnya, apalagi membawa nama agama yang sensitif di berbagai bidang. Agama yang seharusnya menjadi solusi atas masalah sosial yang terjadi malah memicu timbulnya permasalahan sosial. Ini dikarenakan kurang adanya pembahasan dan pembelajaran masyarakat mengenai tanggung jawab sosial umat beragama. Hal ini mengakibatkan menurunnya sikap kebersamaan dan toleransi antara sesama manusia. Jika pudar, sikap toleransi akan membuat bangsa Indonesia menjadi anti toleransi dan sering terjadi konflik. Anti toleransi sendiri ditandai dengan meningkatnya rasa benci dan saling curiga antara sesama manusia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Nama Resti Dyah SafitriNIM 1401617111Kelas PPKn C 2017Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran PPKn UASSikap Toleransi terhadap Keberagaman Bangsa IndonesiaManusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi antara sesama makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri. Maka dari itu dibutuhkan sikaptoleransi sesama manusia untuk membuat hidup bangsa Indonesia menjadi tentram, aman dandamai. Toleransi sendiri adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai perbedaanantara manusia. Sikap manusia yang menilai dirinya lebih tinggi, benar dan baik cenderungtidak memiliki jiwa toleransi. Sikap Primordial yang menganggap buadaya lebih baik dariyang lainnya menjadi sumber untuk terjadinya perselisihan. Masyarakat di Indonesia sangatberagam karena memiliki banyak suku, ras, agama, kepercayaan, bahasa daerah, budaya danadat istiadat yang berbeda di daerahnya masing-masing. Keberagaman ini yang membuatIndonesia menjadi unik dihadapan dunia. Di era Reformasi ini sering terjadi berbagai masalah. Salah satunya masalah yangterjadi adalah sering terjadi selisih pendapat dan pemahaman sesama manusia yang nantinyaakan berdampak panjang bagi generasi selanjutnya, apalagi membawa nama agama yangsensitif di berbagai bidang. Agama yang seharusnya menjadi solusi atas masalah sosial yangterjadi malah memicu timbulnya permasalahan sosial. Ini dikarenakan kurang adanyapembahasan dan pembelajaran masyarakat mengenai tanggung jawab sosial umat ini mengakibatkan menurunnya sikap kebersamaan dan toleransi antara sesama pudar, sikap toleransi akan membuat bangsa Indonesia menjadi anti toleransi dan seringterjadi konflik. Anti toleransi sendiri ditandai dengan meningkatnya rasa benci dan salingcuriga antara sesama manusia. Persoalan anti toleransi dan anti pluralisme yang semakin menguat tidak hanyadipengaruhi oleh iman dan kitab suci, tetapi banyak dipengaruhi dengan faktor riil seperti,politik, ekonomi, sosial dan ini menurut saya benar. Karena tahun 2019 ini adalah tahun politik dimanamasyarakat berlomba-lomba untuk menyampaikan pendapat mereka yang kadangmenyudutkan pihak tertentu. Sikap toleransi yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yaitu ďˇMenghormati dan menghargai suku, ras, agama, budaya dan adat istiadat yangberbedaďˇMenggunakan Bahasa Indonesia yang baik dalam berhubungan dan berkomunikasidengan masyarakat lainďˇBergaul dan berteman dengan tidak membeda bedakan suku bangsa yang dilakukan untuk meningkatkan sikap toleransi masyarakat dan mencegahkonflik dengan penanaman nilai-nilai multikultural. Nilai multikultural dapat memberikanwawasan untuk mengetahui perbedaan budaya dan sikap toleransi. Multikultural sendirimemberikan wadah untuk menyelesaikan perselisihan. Gagasan multikultural menjadilandasan berfikir bahwa perbedaan bukan menjadi konflik melainkan sebagai identitas yanglahir secara multikultural juga dapat diterapkan dalam pendidikan sebagai materi danpraktik di sekolah. Pendidikan sebagai ruang transformasi budaya yang hendaknya selalumengedepankan multikultiral. Selain di dalam sekolah nilai multikultural juga dapatditerapkan dalam keluarga. Nilai budaya yang diterapkan seorang ibu kepada anaknyabertujuan untuk membentuk tingkah lakunya di masyarakat sehingga sesuai dengan normayang dari itu dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraanmembuat siswa lebih mengerti mengenai toleransi terhadap keberagaman bangsa di1 Rosalina B R Ginting and Kiki Aryaningrum, Similarity Toleransi Dalam Masyarakat Pluralâ.2 Del"yan Widiyanto, Pembelajaran Toleransi Dan Keragaman Dalam Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Di Sekolah Dasarâ, Septi Mulyanti Siregar and Nadiroh Nadiroh, Peran Keluarga Dalam Menerapkan Nilai Budaya Suku Sasak Dalam Memelihara Lingkunganâ, Jurnal Green Growth Dan Manajemen Lingkungan, 2016, 28â40. Indonesia. Dan mereka tidak akan mengahakimi suku, ras, budaya dan adat istiadat yang adadi Indonesia. DAFTAR PUSTAKAGinting, Rosalina B R, and Kiki Aryaningrum, Similarity Toleransi Dalam Masyarakat PluralâSiregar, Septi Mulyanti, and Nadiroh Nadiroh, Peran Keluarga Dalam Menerapkan Nilai Budaya Suku Sasak Dalam Memelihara Lingkunganâ, Jurnal Green Growth Dan Manajemen Lingkungan, 5 2016, 28â40Widiyanto, Delfiyan, Pembelajaran Toleransi Dan Keragaman Dalam Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Di Sekolah Dasarâ, 2017 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Keberagamanharus membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki toleransi dan sikap saling menghargai. Oleh karena itu diperlukan? A. Komitmen persatuan bangsa dalam kebergaman. B. Komitmen untuk membangun daerahnya masing-masing. C. Komitmen untuk menyejahterakan rakyat di daerah tertinggal. D. Komitmen untuk memajukan daerahnya dalam bingkai mWjl.